Bimbingan Teknis Akuntansi Forensik Dan Audit Investigasi Forensik
Akuntansi Forensik
Akuntansi forensik adalah praktik khusus bidang akuntansi yang menggambarkan keterlibatan yang dihasilkan dari perselisihan aktual atau yang diantisipasi atau litigasi. “Forensik” berarti “yang cocok untuk digunakan dalam pengadilan hukum”, dan itu adalah untuk yang standar dan potensi hasil yang umumnya akuntan forensik harus bekerja. Akuntan forensik, juga disebut sebagai auditor forensik atau auditor investigasi, sering kali harus memberikan bukti ahli pada sidang akhirnya. Istilah Akuntansi forensik digunakan untuk menjelaskan dan menemukan kegiatan yang dilakukan yang berkaitan dengan pencegahan dan pendeteksian penipuan dan kejahatan kerah putih. Akuntansi forensik akan menekankan tiga area utama yaitu: dukungan litigasi, investigasi dan penyelesaian sengketa.
Tahapan akuntansi forensik
Secara umum terdapat beberapa tahapan yang digunakan oleh para akuntan forensik dengan tahapan sebagai berikut:
1. Identifikasi Masalah
Pada tahap ini, seorang auditor forensik akan melakukan pemahaman awal mengenai dari kasus apa yang sedang diungkapkan dan melakukan pemahaman awal yang bertujuan supaya mempertajam analisa serta spesifikasi ruang lingkup pekerjaan Dengan sehingga proses audit dapat dilakukan dengan tepat sasaran.
2. Pembicaraan Dengan Klien
Pada tahap ini, pembicaraan atau wawancara dengan klien merupakan tahapan yang terpenting dalam proses akuntansi forensik. Dalam tahap ini akuntan akan melakukan wawancara dengan klien yang terkait dengan kriteria, lingkup, limitasi, jangka waktu, serta metodologi audit. Langkah ini dilakukan supaya tercipta kesepahaman antara auditor dengan klien karena dengan adanya titik kesepahaman yang sama antara dua pihak maka proses penyelesaian kasus akan berjalan lebih cepat, serta tepat sasaran.
3. Pemeriksaan Pendahuluan
Pada tahap ini, auditor akan mulai mengumpulkan data awal serta melakukan analisa dengan mendapatkan hasil sesuai dengan matriks yaitu 4W+1H. Hasil dari matriks tersebut yang akan menentukan rencana untuk melanjutkan investigasi atau tidak.
4. Pengembangan Rencana Pemeriksaan
Dalam tahap ini, auditor akan melakukan penyusunan beberapa hal mulai dari dokumentasi kasus yang akan dihadapi, prosedur pelaksanaan dan tujuan audit, serta menentukan tugas setiap individu dalam tim. Setelah rencana disusun akan menghasilkan sebuah temuan dan temuan tersebut yang nantinya akan dikomunikasikan oleh para tim audit dan klien.
5. Pemeriksaan Lanjutan
Pada tahapan ini auditor mulai mengumpulkan bukti yang mana sebenarnya proses audit sudah mulai berjalan. Para auditor sudah mulai akan melakukan beragam tekniknya untuk mencari kebenaran adanya kecurangan atau fraud serta mencari pelakunya.
6. Penyusunan Laporan
Tahap terakhir adalah proses penyusunan laporan hasil audit. Pada tahap ini auditor akan mengeluarkan hasil laporan yaitu laporan audit forensik. Beberapa poin-poin yang akan dituliskan di dalam laporan ini yaitu, antara lain:
- Kondisi, yaitu apa saja hal-hal yang benar-benar terjadi di lapangan.
- Kriteria, yang merupakan apa saja standar yang digunakan saat melaksanakan kegiatan.
- Simpulan, menjelaskan tentang keseluruhan inti dari proses audit.
Audit Investigasi Forensik
Audit forensik adalah proses pemeriksaan dan investigasi yang mendalam terhadap catatan keuangan, transaksi, dan dokumentasi untuk mengidentifikasi dan mengumpulkan bukti-bukti yang dapat digunakan dalam proses hukum atau peradilan terkait dengan tindakan kecurangan (fraud). Audit forensik merupakan bidang yang penting dalam dunia bisnis dan hukum. Audit forensik dapat digunakan untuk mendeteksi dan mencegah kecurangan, untuk menyelidiki kecurangan yang telah terjadi, dan untuk memberikan bukti yang diperlukan untuk menuntut pelaku kecurangan.
Audit forensik bersifat investigatif dan komprehensif, yang bertujuan untuk mendeteksi, membuktikan, menyelidiki, dan mencegah kecurangan. Audit forensik meliputi pemeriksaan dan investigasi yang mendalam terhadap catatan keuangan, transaksi, dan dokumentasi,
Berdasarkan tujuannya, audit forensik dapat dibagi menjadi audit investigatif, yaitu audit yang dilakukan untuk menyelidiki kecurangan yang telah terjadi, dan audit preventif, yaitu audit yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kecurangan di masa depan.
Audit forensik menggunakan beberapa metode untuk mengumpulkan bukti-bukti kecurangan, antara lain analisis data, yaitu menganalisis data keuangan, transaksi, dan dokumentasi untuk mencari adanya anomali atau kejanggalan,serta pengujian forensik, yaitu menggunakan teknik-teknik forensik untuk menganalisa data atau dokumen,
Audit forensik dilaksanakan oleh auditor forensik, yang merupakan profesional yang memiliki keterampilan dan pengetahuan dalam bidang akuntansi, auditing, dan hukum. Auditor forensik berperan penting dalam mendeteksi dan mencegah kecurangan. Auditor forensik dapat bekerja di berbagai bidang, misalnya perusahaan, untuk menyelidiki kecurangan yang terjadi di perusahaan,
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, kami dari Pusat Studi Konsultasi Nasional (PSKN), Selaku penyelenggara kegiatan serta dukungan narasumber yang berkompoten dibidangnya, Mengudang Bapak/Ibu untuk mengikuti kegiatan bimtek nasional dengan Tema : “Bimbingan Teknis Akuntansi Forensik Dan Audit Investigasi Forensik” untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi: